
Pernah nggak kamu sadar kalau sebelum membeli sesuatu secara online, kamu melewati beberapa tahap — mulai dari tertarik, mencari tahu, sampai akhirnya beli dan bahkan membagikan pengalamanmu ke teman?
Nah, tanpa kamu sadari, kamu sudah menjalani proses AISAS, salah satu model perilaku konsumen yang sangat penting dalam dunia digital marketing.
Apa Itu AISAS?
AISAS adalah singkatan dari Attention, Interest, Search, Action, dan Share.
Secara sederhana, AISAS adalah cara untuk memahami langkah-langkah yang dilakukan konsumen sebelum dan sesudah membeli produk di dunia digital.
Mulai dari menyadari keberadaan produk (Attention), menunjukkan ketertarikan (Interest), mencari informasi lebih dalam (Search), melakukan tindakan pembelian (Action), hingga membagikan pengalaman mereka (Share) ke media sosial atau orang lain.
Model ini menjelaskan bagaimana seseorang menemukan, tertarik, mencari informasi, bertindak, lalu berbagi pengalaman setelah terpapar sebuah produk atau iklan di dunia digital.
Kalau dulu konsumen hanya berhenti di tahap “Action” (misalnya membeli), sekarang di era media sosial, mereka bisa melanjutkannya ke tahap “Share” — membagikan pengalaman atau ulasan ke orang lain.
Inilah yang bikin konsep AISAS lebih relevan dibanding model lama seperti AIDA (Attention, Interest, Desire, Action).
Tahapan dalam Model AISAS
1. Attention (Menarik Perhatian)
Tahap pertama adalah bagaimana sebuah brand menarik perhatian audiens.
Di tengah banjirnya informasi dan iklan, perhatian pengguna jadi sangat berharga.
Contohnya:
-
Iklan video dengan opening yang unik di YouTube
-
Caption menarik di Instagram
-
Headline yang bikin penasaran di website
Tujuannya: bikin orang stop scrolling dan mulai memperhatikan brand kamu
2. Interest (Membangkitkan Ketertarikan)
Setelah menarik perhatian, langkah selanjutnya adalah membangun rasa penasaran atau ketertarikan.
Di tahap ini, audiens mulai berpikir, “Hmm, menarik juga, ya?”
Contohnya:
-
Brand skincare yang menampilkan hasil before-after nyata
-
Produk gadget dengan fitur baru yang belum dimiliki pesaing
Kalimat persuasif, visual yang menarik, dan storytelling yang tepat bisa meningkatkan rasa tertarik audiens.
3. Search (Mencari Informasi Lebih Lanjut)
Nah, di era digital, sebelum membeli sesuatu, orang pasti mencari tahu dulu.
Mereka akan browsing, lihat review, bandingkan harga, atau tanya di media sosial.
Di sinilah pentingnya SEO (Search Engine Optimization) dan kehadiran digital yang kuat.
Kalau produk kamu mudah ditemukan di Google atau tampil dengan ulasan positif di marketplace, peluang konversi jadi lebih tinggi.
4. Action (Melakukan Tindakan)
Tahap ini adalah puncak keputusan konsumen — bisa berupa membeli produk, mendaftar, atau melakukan klik pada link tertentu.
Contohnya:
-
Klik tombol “Beli Sekarang” di e-commerce
-
Mengisi form pendaftaran webinar
-
Mengunduh aplikasi atau ebook gratis
Untuk mendorong tindakan, kamu bisa menggunakan call-to-action (CTA) yang jelas dan menarik, misalnya:
👉 “Daftar Sekarang dan Dapatkan Diskon 50%!”
👉 “Coba Gratis Hari Ini!”
5. Share (Berbagi Pengalaman)
Tahap terakhir dan paling penting di era media sosial — berbagi pengalaman.
Ketika konsumen puas dengan produk atau layanannya, mereka cenderung membagikan pengalaman itu ke teman, keluarga, atau media sosial.
Contohnya:
-
Review di TikTok atau Instagram
-
Testimoni di marketplace
-
Rekomendasi lewat story atau status WhatsApp
Tahap ini punya pengaruh besar karena ulasan dari pengguna lain (user-generated content) seringkali lebih dipercaya daripada iklan dari brand.
Kenapa AISAS Penting dalam Digital Marketing?
Model AISAS membantu marketer memahami perjalanan konsumen secara menyeluruh, dari awal tertarik sampai jadi “promotor” bagi brand.
Dengan memahami setiap tahapnya, kamu bisa merancang strategi marketing yang lebih efektif.
Misalnya:
-
Buat konten visual menarik untuk tahap Attention.
-
Sediakan artikel edukatif atau video review untuk tahap Search.
-
Gunakan CTA yang kuat dan promo menarik di tahap Action.
-
Dorong pelanggan untuk review atau bagikan pengalaman di tahap Share.
Dengan begitu, brand kamu nggak cuma mendapatkan pembeli, tapi juga komunitas loyal yang membantu menyebarkan pesan positif secara organik.
Contoh Penerapan AISAS dalam Dunia Nyata
Bayangin kamu lihat iklan minuman baru di TikTok.
-
Kamu tertarik (Attention) karena videonya lucu.
-
Kamu mulai penasaran (Interest) dan pengin tahu rasanya.
-
Kamu search (Search) di Google atau lihat review orang lain.
-
Setelah yakin, kamu beli (Action) di marketplace.
-
Ternyata rasanya enak banget, kamu pun share (Share) di story Instagram.
Nah, itulah siklus AISAS yang terjadi setiap hari di dunia digital tanpa kita sadari!
Model AISAS menggambarkan bagaimana konsumen modern berpikir dan bertindak di era digital.
Mulai dari tertarik, mencari informasi, bertindak, hingga berbagi pengalaman — semuanya bisa jadi peluang bagi bisnis untuk tumbuh lebih besar.
Kalau kamu ingin benar-benar memahami bagaimana cara menerapkan strategi AISAS dalam digital marketing, kamu bisa mulai belajar dari dasar!
Ingin belajar lebih dalam tentang strategi digital marketing, copywriting, dan perilaku konsumen seperti AISAS?Yuk, gabung di Karisma Academy!
Di sini kamu bisa belajar langsung dari praktisi berpengalaman dan dapat panduan langkah demi langkah untuk jadi digital marketer profesional.
Daftar sekarang dan mulai karier digitalmu hari ini! 🚀
Pingback: AIDA Marketing: Pengertian, Fungsi, Contoh, dan Cara Menggunakannya